-->

Siti Merajuk, Puisi Dari Antologi Puisi "Kami Para Penulis" - PNP Menulis

Sebuah Puisi dari Buku Antologi Puisi-Kami Para Penulis, yang merupakan buku pertama dari Komunitas PNP Menulis akan menemani kalian para pembaca puisi. Siti Merajuk mengisyaratkan sebuah perilaku yang sering kita jumpai dalam kehidupan. Apapun itu, sangat menarik untuk digambarkan dipahami oleh orang lain. Begitu pula yang ingin diungkapkan oleh penulis.

Bagi kalian yang ingin membaca bukunya, silahkan dibaca di Pustaka Politeknik Negeri Padang

pnp menulis antologi puisi kami para penulis


Siti Merajuk

Siti merajuk
Siti termenung, lelakinya mencangkung
Lelakinya mencangkung, Sitinya merajuk
Siti merajuk, berbenung dan bukan mencangkung

Wahai ahli aksara!
“Siti merajuk!”
Tolong torehkan kedalam kata-kata sederhana
Mudah dipikir dan dimenungkan oleh kami, para lelaki
Menunggu Siti yang hatinya tergurat duri aur
Beberapa belahannya dikoyak mati,
Gatal-gatal, berlumuran getah Rengas
Lama-kelamaan membusuk dan bernanah
Tak tersentuh oleh air nira yang setiap pagi menetes dari mayang nyiur

Dulu, sifatnya sopan dan santun,
Ramah, tawa yang dibawanya kemana-mana
Tak lupa berbedak dan bergincu merah pekat
Membenamkan temaram berwarna keemasan
Dari celah-celah daun kopi, cahayanya menepi
Menyisakan kehangatan bagi kulit Siti
Dan sekarang, kami para lelaki tak dapat melihatnya
Karena Siti merajuk

(Ia menggeser posisi tidurnya dan dari katilnya yang rapuh keluarlah bunyi nyaring ketika ia menggeliat)

Aku Siti
Mereka bilang aku merajuk
“Siti resah ditinggal Mahmudin; Siti sedih dicongkak Abidin; Siti duka dimadu Syarifuddin; Siti malang ditinggal mati Haji Tamrin; dan Siti merajuk dicumbu rama-rama!”
Barangkali malam tak sempat singgah kerumah mereka
Para lelaki diluar sana
Dan menelan semua keluh dan kesah mereka
Apalagi menelan semua kekosongan yang rintik-rintik turunkan
Cukup hujan dan laut dalam
Yang membuatku hampa dan gelisah

Kalian tak usah risau dan canggung  
Karena sedihku, tak sanggup membuat lelakiku tetap disampingku
Dan aku adalah Siti

(Selimut kembali ia tarik keatas, sampai menyentuh dadanya yang sesak dan membuatnya melupakan semua gambaran-gambaran tentang gadis itu)

Aku lelaki yang tak disamping Siti
Bukannya tak mau, tapi aku memang tak mampu
Tak sanggup menorehkan satu atau dua kalimat
Di atas batu nisan yang tertancap di tanah merah basah
Memilukan hatiku ini
Karena aku yang membuat Siti merajuk
Bermenung dan bukannya mencangkung
Selamat jalan Siti


Bagus Yulianto
Padang, 11 Maret 2016, 17.03 WIB
0 Comments for "Siti Merajuk, Puisi Dari Antologi Puisi "Kami Para Penulis" - PNP Menulis"

Back To Top