-->

KEKUATAN HIDUP - Dina Angraeni - Lomba Menulis Cerpen

KEKUATAN HIDUP
Dina Angraeni

Eni adalah seorang anak yang begitu sederhana, polos dan apa adanya. Eni anak ke 4 dari 5 bersaudara dan usianya menginjak 20 tahun.  Ayahnya bekerja sebagai pedagang kecil  di desanya sedangkan ibunya bekerja sebagai pegawai negeri di sebuah sekolah SMP yang tak jauh dari rumahnya. Eni di didik oleh ayahnya agar mandiri, jujur, tidak bergantung kepada orang lain, tidak menjadi anak yang manja dan bisa merasakan begitu susah dan pahitnya mencari uang, demi  Sesuap nasi.
Walaupun hidupnya begitu pas-pasan akan tetapi, eni tetap bersyukur menikmati hidup yang ia jalani. Walaupun Eni pernah menganggur 1 tahun karena menunggu kakaknya  tamat. agar ia juga bisa kuliah. Selama nganggur Eni rela bekerja membantu ayahnya bekerja di pabrik, Pukul 07.00 pagi  hingga pukul 18.00 sore dia terus bekerja.  keringat  yang bercucuran membasahi seluruh tubuh yang  membuatnya lelah, terkadang seharian pun Eni tidak sempat mandi. Hari-harinya di penuhi dengan pekerjaan, walaupun begitu, ia luangkan waktunya untuk belajar di waktu malam.
Malam yang begitu sepi tak satu pun  bintang- bintang  yang muncul di atas langit hanya awan hitam yang gelap. Pertanda akan turun hujan. Eni perlahan membuka jendela  kamarnya sambil menutup matanya dan menghirup udara malam. hembusan angin yang menusuk relung-relung tubuhnya, perlahan-lahan  membuka  matanya lalu melihat  ke atas langit yang begitu gelap. Ya Allah akankah aku bisa menjalani hidupku saat ini?? Aku tidak tahan ya Allah !!  AKU INGIN KULIAH !! air matanya pun mengalir membasahi pipinya.
       Tidak lama kemudian Suara adzan terdengar, Eni bergegas  menutup jendela kamarnya, dan menuju kamar mandi untuk segera berwudhu dan bersiap-siap untuk shalat  isya.  Setelah shalat Eni pun berdoa kepada Allah swt di dalam doanya ia berkata “ Ya Allah Ampunilah dosaku kepada ke dua orang tuaku, jika kau izinkan aku kuliah maka mudahkanlah dalam mengejar cita-citaku , aku ingin melihat kedua orang tuaku bahagia dan melihatnya tersenyum karena ku. Berilah aku kekuatan dan  kesabaran menjalani kerikil-kerikil kehidupan yang ku jalani sekarang . aku tau tidak selamanya hidup yang engkau beri akan seperti ini. Dan tidak semua jalan itu berkerikil pasti ada jalan yang mulus yang tak berkerikil. kabulkan doaku ya allah. amin
Setelah selesai shalat Eni menyempatkan dirinya mengaji iya mengutip sebuah (surah As-Syarh ayat:5) yang artinya “maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”  inilah ayat yang membuat  evi tetap bersemangat menjalani hidupnya. Begitu banyak cobaan yang ia hadapi selama 1 tahun seperti ocehan oleh orang lain, terkucilkan dan keterbelakangan, kadang ia malu untuk bertemu dengan teman-temannya. Bertegur sapa pun susah. Perasaan eni lebih nyaman ketika bersembunyi di dalam kamar.
            Setahun berlalu, inilah langkah awal eni berusaha mewujudkan cita-citanya. semangat eni semakin membara.
Siang itu matahari begitu terang yang menandakan bahwa semangat eni begitu bercahaya. eni segera mandi dan siap-siap berangkat buat mendaftar kuliah, demi biaya pendaftarannya ia rela membuka celengannya. Lumayan karena Inilah jalan satu-satunya untuk bayar biaya pendaftaran. Eni tidak mau menyusahkan ke 2 orang tuanya . Eni pun pamit dan berkata : “ Ibu Ayah hari ini Aku mau daftar kuliah dulu, doakan anakmu ini supaya semua urusan Eni dimudahkan. ayahnya berkata “nak ayah Cuma punya uang Rp.100.000 ini ambil mudah-mudahan cukup buat kamu daftar, Eni pun tersenyum manis ke ayahnya sambil memegang tangan ayahnya dan berkata “ Ayah tenang saja aku punya uang kok dan uang ini aku dapat setiap kali ayah memberiku uang. Lalu, aku menyimpannya. Ayahnya tersenyum bahagia melihat anaknya yang semakin dewasa ingin melakukan sesuatu tanpa menyusahkan orang lain.
Ibunya pun berkata : IMPIAN ITU “ SESEORANG YANG MAMPU MENANGANI GEJOLAK JIWA DENGAN MENYIRAMI BENIH IMPIAN YANG ADA. MASALAH BOLEH DATANG, TAPI CITA-CITA JANGAN SAMPAI GOYANG. UJIAN BOLEH HADIR, TAPI IMPIAN JANGAN SAMPAI MATI” lalu Eni tersenyum bahagia melihat kedua orang tuanya  begitu mendukung dan memberinya semangat dalam mengapai cita-citanya. Eni mencium kedua tangan orang tuanya, lalu bergegas pergi.
 Alhamduillah,  Eni bebas  tes di terima di salah satu universitas negeri yang terkenal. pembayaran kuliahnya di tanggung pemerintah dan mengambil S1 jurusan ke Dokteran gigi. Menangis bahagia bersyukur kepada Allah atas kesabaran dan kerja kerasnya selama setahun. Ayah dan ibunya memeluk Eni dan mencium kening eni lalu menangis terharu bahagia sambil memeluk anaknya penuh kebahagiaan, melihat perjuangan anaknya yang mempunyai semangat yang tinggi yang tak pernah ia fikirkan sebelumnya. “Ayah dan iIbu sangat bangga punya anak sepertimu” Berkat doa Ayah dan Ibulah yang membuatku seperti ini ! ayahnya berkata “jaga dirimu baik-baik kejar cita-citamu nak, manusia sangat butuh yang namanya kekuatan hidup. ingat kejujuran, kesabaran serta ketulusan hatilah yang membuat seseorang bersikap lebih  dewasa. Terus berjuang nak, jaga shalat 5 waktunya. Dan ingat jangan pernah menyerah apapun itu, sesulit apapun masalah yang engkau hadapi. Jangan pernah mendengar kata orang lain yang membuatmu menyerah.  Semakin banyak ujian yang menempamu. Semakin banyak musibah yang kau alami semakin banyak keterbatasan yang mungkin kau temui. Tapi dengan kerja keras, masa depan yang hebat akan tetap milik orang yang berjuang dengan hebat. Hidup memang tak selalu mulus dan berjalan seindah yang terbayang. Hidup memang tak selalu sesuai dengan yang diimpikan. Tapi bagi hamba-nya yang tabah , masa depan yang baik akan diraih dengan upaya yang baik. tetaplah bersemangat jangan lupa bahagia.

Akhirnya 4 tahun kemudian, Eni sudah mendapat gelar dokternya dan menjadi wisuda terbaik di kampusnya memiliki IPK cumlaude , bahkan IPKnya nyaris sempurna. sekarang sudah di terima bekerja di Rumah sakit umum ternama di luar kota. 
0 Comments for "KEKUATAN HIDUP - Dina Angraeni - Lomba Menulis Cerpen"

Back To Top