Wanita Hujan
Dewi
Arifin
Ayu merupakan seorang gadis yang pintar dengan berbagai
macam prestasi, baik akademis maupun non akademis, seperti namanya Ayu memiliki wajah yang cantik
dan menawan, rambutnya bergelombang, kulitnya putih mulus, badannya ramping bagaikan
gitar sepanyol, namun di balik nama dan kecantikanya Ayu tidaklah memiliki nasib
yang begitu baik, berulang kali dia jatuh bangun menjalani kehidupan, namun
berulang kali dia juga berusaha untuk bangkit kembali.
Wanita itu kini berdiri di balik tirai warna hijau di
kamarnya, menyelami lembaran-lembaran masa lalu yang telah usang, ingatannya pun
mulai kembali ke masa-masa ketika masih duduk di bangku sekolah, dimana dia
selalu menjadi juara kelas dan memenangkan seluruh lomba yang ia ikuti.
Sungguh masa itu merupakan masa yang membahagiakan untuknya, karena prestasi yang
ia miliki ia menjadi kebanggaan keluarga dan sekolah namun prestasinya justru membuatnya
di benci oleh teman-temannya, mereka iri karena Ayu menjadi kesayangan guru-gurunya,
di buly menjadi hal yang lumrah buatnya,begitu juga setelah dia lulus SMA, dan meraih
danem tertinggi di Kabupaten, dia menjadi semakin dibenci, tapi baginya hal itu
tidaklah penting, karena menurutnya kebahagiaan itu berasal dari prestasi yang
bagus, dan itu semua telah dia peroleh.
Ayu mengusap air mata yang membasahi pipinya yang putih,
sambil duduk di kursi rotan, diambilah sebuah album warna biru tua dari atas
meja belajar, kemudian di bukalah album foto
itu, terpampang jelas gambar-gambar ketika dia tertawa bersama sahabat-sahabatnya
saat SMA, dia berharap saat-saat itu akan kembali menghampirinya.
Namun ada suatu hal membuat dadanya sesak, masa lalu tak
selamanya indah,masa-masa kelampun dimulai sejak Ayu duduk dibangku kuliah, Pandu
Sahabat yang dipercayainya menjadi sebuah pagar yang makan tanaman, laki-laki
yang dikenalnya baik telah menjelma menjadi seekor binatang buas yang mengambil
mahkota kesucianya, kejadian itu selalu menyisakan rasa sakit yang teramat dalam
baginya.
Dibukanya album itu ke halaman kedua, airmatanya semakin
meleleh belum sempat luka yang ditorehkan Pandu mengering, sebuah kenyataan
pahit kembali menggerogoti jiwanya yang rapuh, Ayah yang selama ini
menyayanginya kembali ke pangkuan Sang Maha Kuasa, setelah tiga sehari dirawat kerumah
sakit, dan sejak itu ekonomi keluarga Ayu
berantakan, dan Ibunyalah yang kemudia menggantikan posisi ayahnya sebagai
tulang punggung keluarga, serta menanggung semua beban hutang ayahnya
sendirian,
Disaat Ayu benar-benar dalam kondisi terpuruk seperti itu, ada
seorang teman lelaki yang mendekatinya dengan dalil menghibur kesedihanya,
namun apa yang terjadi, laki-aki itu justru memperlakukan Ayu sama seperti apa
yang di lakukan oleh Pandu, hingga gadis itu hamil,dengan perasaan yang sakit
Ayupun meminta pertolongan kepada salah satu kerabatnya, untuk memintakan
pertanggung jawaban kepada laki-laki itu, namun apa yang diterima? kerabatnya
justru ikut melecehkanya, dan memaksa Ayu dan Ibunya untuk menggugurkan
kandungannya, hidu Ayu benar-benar sangat hancur, bukan keadilan yang dia sapat
tapi justru ditindas, dilecehkan, dan di mangsa oleh manusia yang namanya
laki-laki.
Namun kejadian itu belum membuat dirinya menyerah, gadis itu
berusaha mengubur dalam-dalam masa lalunya,dia mencoba bertindak seolah-olah
tidak terjadi apa-apa dan melanjutkan kuliah, namun Tuhan begitu menyayanginya
sehingga sekali lagi dia harus dihadapkan dengan kenyataan yang pahit, sudah
jatuh tertimpa tangga, itulah yang di alami olehnya, disaat semangatnya membara
justru ketidak beruntungan menghampirinya, Ayu tak dapat mengurus KRSnya
lantaran dia masih memiliki tanggungan diperpus pusat, dan saat itu dia tak
memiliki uang sama sekali selain uang lima puluh ribu yang berada di saku celananya,
karena seluruh uang yang ia miliki sudah dia bawa ke Bank untuk membayar uang
semesteran, dengan perasaan kecewa maka dia pulang ke kosan,namun belum sempat
dia membaringkan tubuh di kasur yang empuk di kamar, Ibu Kos tiba-tiba datang menemuinya
dan mengusirnya keluar hanya karena dia belum membayar Kos
Di usapnya kedua
matanya, dan kembali menerawang ke masa lalu, namun semangat Ayu tak putus sampai
di situ sajak semakin dia berusaha bangkit maka semakin berat ujian yang dia
hadapi di kehidupan,Ayu saat itu sehingga dia berusaha meminta bantuan pada saudara sepupunya di luar pulau, agar
meminjami uang untuk membayar denda perpustakaan
Kemudian untuk mewujudkan impianya itu Ayu menghubungi Maya
saudara sepupunya, awalnya Maya menyanggupi
memberikan pinjaman uang kepadanya dan meminta Ayu untuk mengambil uang itu ketempatnya,
dengan hanya berbekal uang lima puluh ribu, Ayu pun berangkat ke tempat Maya,
dan saat Ayu sampai di terminal hendak minta dijemput, oleh Maya, ternyata Maya
justru mengatakan kepada Ayu kalau uang itu tadi pagi telah di pinjam oleh pacarnya,
sedih, sakit, marah, semua menjadi satu di hati Ayu,dia ibarat orang terbuang
tanpa uang sepeserpun di pulau orang,
Maka diambilah sebuah ponsel miliknya dari saku celananya,
dia ingat jika dia memiliki teman di daerah itu maka di telfonlah teman Ayu
yang bernama Bagus, dan tak lama
kemudian laki-laki itu datang dan mendengar pengaduan darinya, semua di curahkannya
pada laki-laki itu, kemudian pemuda itu
mengajak Ayu kerumahnya untuk istirahat dan dia berjanji akan membantu semua
kesulitan Ayu.
Bukan penderitaan berkurang, tapi laki-laki itu justru
memanfaatkan tubuh Ayu, laki-laki yang bernama Bagus itu ternyata tak lebih
baik dari mereka yang telah mengoyak ngoyak harga diri gadis malang itu, Hidup
Ayu semakin menderita, selama tiga bulan gadis itu disekap di sarang penyamun,
dipaksa bekerja untuk menghidupi keluarga laki laki itu dan dipaksa pula
melayani nafsu birahi Bagus, makin hari tubuhnya makin kurus hingga tinggal
kulit dan tulang,dan kemanapun Ayu pergi ia selalu di awasi oleh Bagus, dia tak
bisa pulang lagi ke tanah kelahiranya, hidupnya makin hancur.
"Bedebah dengan semua kejujuran, jika semua berakir
hina, aku berusaha jujur dengan Bagus, dan Andi, ternyata mereka memperlakukan
sama." dipegangnya dada miliknya sambil mengepalkan tanga.
"Lebih baik aku dulu tak pernah jujur, jika kejujuran
membuatku semakin terhina." gumam Ayu.
Ayu tidak tahu apa arti sebuah kejujuran, dan apa arti sebuah
aib, pendapat mana yang ia anutpun ia tak begitu jelas, tapi baginya kejujuran
itu penting buatnya, dan masalalunya juga harus disampaikan kepada laki-laki
yang ingin dekat denganya, karena Ayu tak mau mengawali suatu hubungan dengam sebuah
kebohongan, tapi apa yang dia dapatkan atas kejujuranya? dia justru
dimanfaatkan oleh laki-laki hidung belang, dan meninggalkanya setelah
mendapatkan apa yang mereka mau, Ayu hanyalah seorang gadis lugu yang
menginginkan sandaran hati, yang mau menerimanya apa adanya, bukan orang yang
memberinya rasa sakit yang berkelanjutan.
Ayupun mulai meletakan Album biru tua itu dan mengambil map
merah yang berisi kumpulan piagam penghargaan ketika dia masih sekolah, baginya
usaha yang ia lakukkan untuk mengejar prestasi itu sekarang tak ubahnya tumpukan kertas yang tak berguna,
bahkan tak bisa menolongnya ketika dia hamil dan keguguran, ya Ayu memang
keguguran lagi janin itu milik Bagus, setelah benerapa bulan di rumah bagus Ayu
diam-diam mengambil ponsel milik laki-laki itu dan menghubungi keluarganya,
ternyata Ibu Ayu saat itu tengah sakit karena memikirkan Ayu yang tiba-tiba
menghilang,dan sejak saat itu diam-diam Ayu menyembunyikan sebagaian uang hasil
kerjanya dan kabur dari rumah Bagus.
Namun beberapa hari setelah sampai di rumah, tiba-tiba Ayu
mengalami perdarahan yang hebat,sehingga ia terpaksa dibawa ke sebuah rumah
sakit swata di kotanya untuk memerikan kesehatanya, kesabaran Ayupun kembali di
uji oleh Tuhan, dokter menyampaikan
kepada Ayu bahwa dirinya baru saja mengalami keguguran, tanpa bertanya apa yang
terjadi Ibu Ayu marah-marah padanya dan mengatakan hal yang menyakiti batinnya,
namun gasdis itu masih berusaha tegar, dan menutupi seluruh aib yang
menimpanya.
Ayu meletakan piagam miliknya sambil menghela nafas panjang,
udara dingin sekitarnya membuat hatinya kian perih, kemudian dia berjalan kearah
kaca rias di dekat jendela, kemudian dia melihat bayangan wajahnya dari pantulan
cermin yang berada tepat di depannya, masih tampak sisa-sisa kecantikan yang
mulai meredup, kini tubuhnya tak seindah
dulu, kulitnyapun tak semukus dulu, namun kini dia telah bahagia karena sudah menemukan
belahan hati yang sesubguhnya, laki laki yang telah menyelamatkan jiwanya yang menerimanya dengan
tulus dan kini laki-laki itu telah menjadi suaminya.
Tapi untuk bersamapun mereka harus melewati rintangan,njodoh
memang tidak bisa dicari taoi jodoh itu akan datang menghampiri kita, disaat Ayu
mulai kuliah kembali di jurusan keperawatan, tiba-tiba suatu hari dia mengalami
sakit perut hebat, dan terpaksa dia berobat ke salah seorang dokter kandungan
di kotanya, takdir memang telah mempermainkan gadis polos itu, kata-kata dokter
itu seraya meruntuhkan ketegarann yang telah dia bangun selama ini.
"Maaf, apakah saudari pernah mengalami keguguran?"
"Per, pernah Dokter." jawab Ayu.
"Maaf ya sebelumnya, tapi nona harus bersabar, akibat
keguguran itu rahim saudari mengalami luka yang cukup parah, jika luka itu tidak
segera sembuh maka kemungkinan besar saudaritidak bisa mengandung."
Bagi Ayu dunia serasa sempit, inikah karma yang harus dia terima
atas apa yang terjadi di masa lalu, maka gadis itupun kembali terpuruk hingga
dia bertemu dengan David pemuda baik yang mau menikahinya dan menerimanya apa
adanya juga masa lalunya.
Namun hidupnya dengan David tak semulus kaca, di saat dia merintis
usaha bersama suaminya dan saat usaha itu mulai berkembang Sahabatnya Rasti
yang merupakan sepupu David tidak menyukai keberhasilan mereka, sehinga Rasti
menyabotase usaha mereka sampai bangkrut,tak hanya usaha yang di hancurkan Rasti
juga menyebarkan finah kepada Kampus mengenai Rasti, sehingga masa lalu itupun
terulang, Ayu kembali di keluarkan dari kampus karena tidak bisa membayar uang
kuliah serta fitnah yang telah menghancurkan reputasinya
Kembali Gadis itu membuka lembaran-lembaran piagam
penghargaan, kini dia bukanlah pemenang lomba olimpiade seperti waktu SMA, bukan
pula seorang dokter atau perawat sebagai gelar pendidikanya, tapi kini dia
telah menjadi seorang wanita yang kuat, dia wanita yang bisa bertahan dalam
berbagai macam rasa sakit yang telah dia alami tanpa putus asa, dia tetap ingin
maju tanpa menengok kebelakang dan kini dia mencari jalan lain untuk sukses.
Tag :
Lomba Menulis Cerpen
0 Comments for "Wanita Hujan - Dewi Arifin - Lomba Menulis Cerpen"