Kau dan Kesuksesanmu
Lucky
Azifathul Mahfudhoh
Aku terlahir dari sebuah keluarga kecil dengan kebahagiaan yang
sederhana. Aku memang bukan anak orang yang terlalu berkecukupan, namun aku
selalu bangga kepada orang tuaku yang selalu membuatku bahagia dan selalu
memberi apa yang aku butuhkan.
Pagi yang baik untuk memulai kehidupan hari ini. Perkenalkan namaku
Gilang Eka Laksono. Bisa dipanggil Gilang atau GEL. Aku tinggal disebuah desa
kecil, tepatnya didesa purwoasri. Aku sangat menyukai seni. Bahkan kehidupanku
dipenuhi dengan lukisan dan seni realis yang lain. Sejak aku kecil aku selalu
mengikuti perlombaan seni. Bahkan setiap kali aku pergi berbelanja diswalayan
bersama orang tuaku, setiap kali ada lomba melukis, aku selalu mengikutinya dan
orang tuaku sangat mendukungku untuk mengikuti perlombaan tersebut. Namun
seringnya aku mengikuti lomba, aku tidak selalu memenangkan lomba itu. Aku juga
sering kali gagal memenangkan lomba melukis yang aku ikuti.
Ketika itu,saat aku masih duduk di kelas 4 Sekolah Dasar, aku
diajak orang tuaku pergi ke swalayan dikotaku, eh ternyata disana sedang ada
lomba melukis pemandangan alam. Aku sangat ingin mengikuti perlombaan tersebut
ya walaupun nggak menang, setidaknya aku mencoba buat tambah pengalaman. “
Ayah, aku ingin mengikuti lomba melukis disana.” Tuturku pada ayah dan ibu. “
Kamu benar mau ikut ? Tapi kamu gak bawa alat melukis ?” jawab ayah. “ Sudahlah
ayah, kita kan bisa membelikannya disekitar swalayan ini. Masak ayah nggak
kasihan lihat semangat anak kita ini ?” Sahut ibu. “Ya sudah sekarang kamu dan
ibu daftar ke penyelenggaranya ya, ayah mau cari alat melukisnya dulu.” Dengan
perasaan yang sangat senang akupun langsung memeluk ayah dan ibuku. Beberapa
saat kemudian, ayahku datang dengan membawakan peralatan melukis yang aku
butuhkan untuk perlombaan melukisku. Dengan didampingi ayah dan ibuku
disampingku, aku mulai melukis. Semua peserta yang mengikuti lomba, semuanya
didampingi oleh pelatih disanggar lukisnya. Namun aku hanya didampingi ayah dan
ibuku, bahkan orang tuaku sempat ditanya salah satu orang tua peserta. “Ini
anaknya dari sanggar mana ?” Ayahku hanya menjawab, “Ah tidak, ini otodidak
kok.” Orang tua peserta lain itu langsung kaget. “Lhoh iya? Tapi ini hasilnya
sama bagusnya loh sama yang ikut sanggar lukis.” “Terima kasih bu, memang anak
saya ini dari kecil sangat suka menggambar. Dia selalu meningkatkan kemampuan
melukisnya dengan mmengikuti setiap ada perlombaan melukis. Dia juga tidak
pernah mengikuti les di sanggar lukis. Tapi dia rajin mencari objek yang akan
digunakan untuk digambarnya untuk mengisi waktu luangnya.” Jawab Ayahku. “Oh
jadi begitu, sukses ya buat anak bapak dan ibu.” “Terima kasih bu, sukses
kembali untuk anak ibu.” Ibu tersebut tersenyum dan langsung menemani anaknya.2
jam telah berlalu, pengumuman pemenang akan segera diumumkan. Dan hasilnya aku
mendapatkan juara 2. Alhamdulillah aku sangat bersyukur. Perjuangan orang tuaku
nggak sia-sia. Diperlombaan itu aku mendapat paket untuk melukis. Aku seneng
banget, alat itu akan bermanfaat banget untukku tuk meningkatkan kemampuan
dalam melukisku.
Di sekolah dasarku, alhamdulillah aku juga selalu menjadi juara
kelas. Disamping aku hobby dalam melukis, bukan berarti aku meninggalkan
pelajaranku untuk meningkatkan kemampuanku. Namun aku selalu membagi waktu
antara belajar, membantu orang tua dan melukis. Setelah lulus di pendidikan
sekolah dasar, aku melanjutkan pendidikan ku di SMPN 1 Papar. Tempatnya sedikit
jauh dari rumahku, jadi setiap berangkat sekolah aku diantar orang tuaku dan
setiap pulang sekolah aku selalu naik angkutan umum yang selalu berhenti di
depan sekolahku setiap pulang sekolah.Di SMP aku juga nggak kalah rajin dengan
di SD. Di SMP aku semakin banyak belajar mengenai seni. Bahkan aku sangat dekat
dengan guruku seni budaya disekolahku. Ini peluang untukku untuk bisa lebih meningkatkan
kemampuan melukisku.Setiap kali ada perlombaan melukis, aku selalu diikutkan
oleh guru seni budayaku.
Hari ini tepatnya, ada lomba melukis di Kabupaten Kediri.
Sebelumnya aku tidak diberi tahu oleh guruku, karena guru seni budayaku juga
baru dapat kabar dari temannya yang seorang penyelenggara lomba melukis
tersebut. Tanpa persiapan apapun dan tanpa latihan apapun, aku berangkat menuju
Hall Simpang Lima Gumul di Kediri. Sesampainya disana, aku grogi bahkan aku
gugup saat melihat banyaknya peserta yang mengikuti lomba. Aku takut aku nggak
bisa memenangkan lombanya. Waktu yang diberikan untuk melukis adalah 2 jam. Aku
takut tidak bisa menyelesaikannya. Namun aku tepis semua pikiran negatif yang
menghantui pikiranku. Akhirnya aku bisa menyelesaikan lukisanku. Namun hasilnya
nggak maksimal. Karena aku kurang persiapan. Sambil menunggu pengumuman
pemenangnya, aku dan guruku seni budaya berkeliling SLG. Untuk jalan-jalan
sebentar. 30 menit telah berlalu, aku dan guruku seni budaya langsung bergegas
menuju Hall SLG untuk mengetahui pemenang lomba melukis hari ini. Jeng jeng
jeng..... hasilnya adalah aku belum bisa menjadi juara di perlombaan melukis
tersebut. Aku malu dengan guru seni budayaku. “Sudah gil, nggak papa, yang
penting kamu sudah berusaha. Kegagalan adalah awal dari kesuksesanmu, tetap
semangat dan jangan putus asa.” Kata guruku sambil menyemangatiku. “Terima
kasih dan maaf pak. Saya gagal membawa nama sekolah kita” Jawabku sambil
menekuk wajahku. Guruku hanya tersenyum dan langsung mengajakku kembali
kesekolah.Aku tidak pernah menyesali apa yang sudah terjadi. Aku akan selalu
berusaha menjadi yang terbaik. Aku akan membuktikan pada semua orang bahwa di
event melukis selanjutnya aku akan menjadi juaranya.
Beberapa bulan kemudian, ada lomba lagi di kota kediri. Tepatnya di
GOR Jayabaya kota kediri. Akupun mengikutinya dengan semangat yang selalu
berkobar, akupun menuju GOR bersama
orang tuaku. Dengan doa orang tuaku yang selalu mengiringiku, aku bertekat
untuk bisa memenangkan lomba tersebut. Dengan didampingi orangtuaku disampingku,aku
memulai melukis salah satu tempat terkenal di kediri,yaitu monumen SLG. Aku
mengerjakannya dengan penuh semangat. 1 jam telah berlalu, lukisanku sudah
setengah jadi. Tinggal menambahkan sedikit ornamen kecil disekitarnya, aku akan
menyelesaikan projectku. Sambil istirahat menunggu catku kering, aku melihat
hasil karya anak lain yang juga mengikuti lomba melukis ini. Karya mereka juga
bagus, tapi aku tetap yakin dengan karyaku. Bahwa aku pasti bisa
memenangkannya. Akhirnya cat ku sudah kering, aku pun memulai lagi menambahkan
ornamen kecil disekitar SLG. Alhamdulillah.... Waktu yang aku punya masih
banyak, aku bisa istirahat sebentar sambil menunggu pengumpulan karya dan
pengumuman pemenangnya. Sambil menunggunya, aku diajak orang tuaku membeli es
disekitar GOR. Alhamdulillah... Aku haus banget dari tadi. Sambil menunggu
dibuatkan es, aku bercerita sedikit pada orang tuaku. “Ayah, ibu aku senang aku
bisa ikut lomba lukis lagi. Setelah kemarin aku gagal memenangkannya.” Dengan
penuh kegembiraan orang tuaku menjawab “ Iya nak, kami juga senang melihat kamu
meningkatkan lagi kemampuan kamu.” “Tapi ayah, ibu aku takut aku gagal lagi di
event ini..” jawabku sambil menundukkan kepala. “Sudahlah, kamu jangan
berpikiran negatif dulu, semuanya udah ada yang ngatur. Yang penting kamu sudah
berusaha maksimal.” Jawab ayahku sambil menguatkanku. Akupun tersenyum pada
orang tuaku. Yeeee... Akhirnya es sudah datang. Aku dan orang tuaku langsung
menyantapnya. Selesainya aku meminum es, akupun langsung bergegas kembali
menuju GOR untuk mengumpulkan lukisanku dan menunggu pengumuman pemenangnya.
Dan akhirnya... Benar. Dengan tekat yang kuat, semangat yang tinggi dan tak
lupa, doa dari orang tua aku bisa memenangkan lomba melukis kali ini. Aku
sangat senang dan aku langsung bersyukur. Aku bisa membawa nama baik sekolahku.
Pada hari senin nya, setelah upacara berlangsung. Aku dipanggil untuk
menyerahkan piagam serta piala kemenanganku ke sekolah dan disaksikan oleh
seluruh peserta upacara. Aku senang aku bisa menjadi slah satu siswa
berprestasi disekolah. Walaupun demikian aku tidak pernah sombong dan aku akan
terus bersyukur dan meningkatkan kemampuanku.
3 tahun telah berlalu, saatnya aku memilih tempat belajar baru. Namun
selama 3 tahun di SMA aku hanya ditemani nenekku kakekku dan adik perempuan
ayahku. Karena orang tuaku harus meninggalkanku untuk bekerja di surabaya. Tapi
tidak apa setiap hari minggu orang tuaku selalu pulang untuk menengokku dan
keluarga di purwoasri. Namun ketika kangen aku selalu menelponorang tuaku,
kalau nggak gitu aku menggambar/menulis puisi dan lalu aku kirimkan kepada
orang tuaku. Dengan begitu rasa kangen ku sedikit berkurang.
Aku memutuskan, memilih MAN Purwoasri untuk tempat ku menuntut ilmu
selama 3 tahun. Saat pendaftaran aku memilih jurusan IPA di kelas unggulan, eh
ternyata pada waktu pengumuman jurusan, aku masuk di kelas akselerasi. Aku senang,
setelah waktu pulang sekolah tiba aku langsung memberi tahu nenekku. Namun kata
nenekku, “ Sudah mas, dikelas unggulan saja, nanti kalau di kelas akselerasi
sampean tertekan dan harus cepet-cepet, belajarnya yang istiqomah saja.” Akupun
hanya menjawab “Iya nenek, ya sudah..” Setelah itu nenek langsung menelpon ayah
di surabaya. Ternyata orang tuaku juga tidak mengizinkanku untuk masuk kelas
akselerasi, nanti kalu masuk di kelas aksel aku nggak bisa meningkatkan
kemampuan melukisku. Hmmm... ya sudahlah aku nurut saja dengan orang tua dan
nenekku, mungkin takdirku aku masuk di kelas unggulan saja. Tahun pertama
bersekolah dengan status anak SMA terasa sangat senang dan gembira. Karena masa
SMA ini adalah masa terakhirku mengenakan seragam sekolah. semua kegiatan yang
ku lalui bersama teman-teman sangat mengesankan dan gak bakal terlupakan. Tahun
pertama mungkin aku belum bisa menunjukkan kemampuanku disekolah. Mungkin
karena tahun pertama ini aku masih sibuk dengan belajar, karena masih sering
banyak tugas, jadi aku hanya mempunyai sedikit waktu luang untuk melukis. Namun
aku berniat, saat kelas 11 nanti aku harus bisa menjadi orang yang luar biasa.
Tahun pertama telah aku lewati, kini masuklah aku di tahun
pelajaran baru dengan status kelas 11. Aku sangat senang karena sebentar lagi
aku akan melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi lagi,yaitu di
universitas impianku. Pada kelas 11 ini aku harus bisa menepati omonganku dulu
pada waktu kelas 10 dulu. aku harus bisa berprestasi saat ini juga, aku harus
bisa menjadi orang yang luar biasa. Dan alhamdulillah, pada saat kelas 11 ini
juga, aku bertemu dengan guru yang sangat baik dan sangat bisa memberiku ilmu
tentang seni. Beliau memberiku banyak ilmu tentang seni dan mengaplikasikannya
dengan corel draw. Pada awalnya aku tidak mengerti apa itu corel draw. Aku
tidak paham sama sekali dengan aplikasi itu. Namun aku tidak pantang menyerah
untuk bisa mempelajari aplikasi itu. Setiap 2-3 kali dalam seminggu aku selalu
datang ke BK untuk menemui Pak Restu ( Pembimbingku aplikasi corel draw ) dan
belajar corel draw. Dari situ aku memulai kemampuanku yang baru sebagai seorang
desainer grafis. Aku diajari untuk membuat poster. “Huuuhhh ... ternyata sulit
banget aplikasi corel ini” keluhku. Banyak sekali kesulitan yang aku temukan
selama aku membuat poster. Namun aku tidak menyerah untuk bisa mempelajari
aplikasi corel.
Tahun ini ada AKSIOMA di MAN Purwoasri. Dan akupun dipilih untuk
menjadi atlet desain grafis. Aku sangat senang, aku bisa ikut ambil bagian
dalam ajang ini. Aku berharap aku bisa memberi yang terbaik untuk orang tuaku
dan MAN Purwoasri. Hari ini tepatnya, AKSIOMA dilaksanakan, AKSIOMA tahap awal
adalah se-KKM MAN Purwoasri. Ternyata aku tidak memiliki lawan untukku
berlomba. Jadi aku langsung masuk ke kabupaten. Alhamdulillah... aku senang
banget. Sampainya ditingkat kabupaten, ternyata aku mendapat juara 1, aku sangat
bersyukur. Tahap selanjutnya adalah tingkat provinsi. Aku berharap ditingkat
yang lebih tinggi ini aku bisa memenangkannya. Aku mengerahkan semua tenagaku
agar aku bisa memenangkannya. Namun Allah memiliki jalan lain untukku, aku
tidak bisa melanjutkan perjuanganku. Hanya sampai di tingkat kabupaten
perjuanganku berakhir. Tapi tidak apa, aku akan balas dendam di event
perlombaan poster mendatang.
Setiap hari aku selalu update perlombaan poster terbaru di
internet. Setiap kali ada perlombaan aku selalu mengikutinya, namun tidak
semuanya bisa kumenangkan. Setelah lama aku mencarinya, ternyata ada perlombaan
poster di UNS Solo. Aku pun mengikutinya, dan hasilnya benar, akupun masuk
semifinal lomba itu aku sangat senang. Aku langsung memberitahuku pembimbing
ekstarku, dan pada tanggal 17 Maret 2016 aku berangkat ke UNS Solo untuk
mempresentasikan karyaku. Dan hasilnya adalah aku mendapatkan juara 3 lomba
poster nasional di UNS Solo. Ternyata aku adalah anak SMA sendiri, juara 1 dan
2 diraih oleh kakak mahasiswa dari ITS dan ITB. Waw... aku tidak menyangka, aku
mengira untuk anak SMA sendiri Mahasiswa sendiri. Eh ternyata tidak semuanya
digabung menjadi satu. Ya allah terima kasih atas nikmat yang engkau beri
kepadaku hari ini. Aku bersyukur. Dari situ aku belajar, bahwa kesuksesan akan
diraih oleh orang-orang yang jujur. Puncak sekolahku telah tiba. Kini tiba
akhirnya aku akan melanjutkan jenjang pendidikanku di universitas.
Alhamdulillah aku diterima di Telkom University Bandung melalui jalur raport
dan tanpa test. Disana aku juga mendapatkan bidikmisi. Alhamdulillah... Semoga
di Telkom Bandung ini, aku semakin bisa meningkatkan prestasiku dan aku bisa
mewujudkan cita-citaku. Karena disini aku berjuang untuk orang tuaku yang
mempertaruhkan jiwa dan raganya untukku bisa kuliah seperti sekarang ini.
Tag :
Lomba Menulis Cerpen
0 Comments for "Kau dan Kesuksesanmu - Lucky Azifathul Mahfudhoh - Lomba Menulis Cerpen"