BERTAHANLAH
DITEMPAT YANG TAK TERTAHANKAN
MONA
Pada tanggal 6 juni
1995 , seorang janda beranak satu ini telah
disunting oleh seorang laki-laki yang mau menerima status nya sebagai single mother. Disinilah awal dari segalanya,
ketika pernikahan itu terjadi, orantua
dari pengantin laki-laki tidak memberi restu untuk pernikahan mereka. Karena
mereka tidak mau anak bujangnya menikah dengan seorang janda. Pasangan yang
baru menikah ini lebih memilih tinggal terpisah dari orangtua mereka. Hari- hari mereka jalani penuh dengan suka dan
duka.
Setelah
sebulan menikah ternyata wanita ini tengah berbahagia karena sang mahakuasa
memberi mereka rezeki yang begitu besar. Wanita tersebut tengah mengandung buah cinta mereka. Lalu suaminya mengabarkan
kabar bahagia ini kepada orangtuanya, laki-laki itu berkata kepada orangtuanya
“ ibuk akan segera memiliki cucu, menantu ibuk tengah mengandung cucu ibuk”.
Lalu jawaban dari orang tuanya “ menantu !!!, saya tidak mempunyai menantu,
selain istri dari kakakmu”.
Dengan
perasaan yang sangat kecewa, sesampainya dirumah sang istri bertanya kepada suaminya, “Bang
ibuk marah ya, ???” lalu sang suami menjawab “ ibuk seneng kog “. 9 bulan telah
terlalui , 6 maret 1996 mereka telah dikarunai seorang bayi perempuan yang
diberi nama “ Rara”. Tetapi sangat disayangkan tidak ada keluarga yang datang
untuk melihat kelahiran dari sang bayi. Ternyata selama ini orangtua dari wanita ini kurang
setuju dengan pernikahan mereka.
Keesokan
harinya wanita tersebut sudah dibolehkan pulang kerumah, ternyata ibuk dari
permpuan tersebut menunggu kepulangan mereka. Ibuk wanita tersebut berkata “
maafkan ibuk ya nak , ibuk nggak bisa kerumah sakit kemaren “ . wanita itu
menjawab “ ya nggak apa-apa buk , “ walaupun didalam hati wanita itu berkata “
beginikah cara ibuk menyiksaku karena tidak menyukai pernikahan ini “.
Banyak
kerabat yang datang untuk melihat “Rara “ . Sore itu, suami dari wanita ini
meminta izin untuk pergi kerumah orang tuanya, lalu wanita itu juga ingin ikut
. kemudian suaminya berkata “ aduh nggak usah istriku, kamu dirumah aja, ntar
Rara tinggal sama siapa”. Sesampai dirumah orangtuanya , laki-laki ini berkata
kepada ibu nya “ buk cucu ibuk udah lahir “. Lalu sang ibu berkata “ saya bukan
nenek dari anak haram itu “. Dengan perasaan sangat kecewa dan terpukul
laki-laki itu berkata kepada sang ibu “anak haram bagaimana buk, !!!”. sang ibu
tidak memberi jawaban . Lalu adik perempuan laki-laki itu berkata “ dia bukan
keponakanku”.
Setahun
sudah usia Rara, ternyata wanita ini
dipercaya kembali oleh sang mahakuasa untuk memiliki anak lagi. 3 juni 1997
wanita ini dikaruniai anak perempuan lagi
yang diberi nama Nami. Wanita ini berkata kepada anaknya Rara “ Rara sayang , sekarang Rara punya adik
namanya Nami”. Tak lama setelah kelahiran Nami , wanita ini mendapat surat dari
sang adik laki-laki, dengan begitu gembira wanita ini membaca isi surat .
berharap mendapatkan ucapan selamat , ternyata sang adik berkata “ suami macam
apa ??, anak baru berusia satu tahun sekarang kamu udah melahirkan lagi, mau
kamu kasih makan apa ketiga anakmu . Dengan perasaan begitu kecewa yang bisa
dilakukan wanitu ini saat itu hanya menangis.
Pada
saat kelahiran Nami ekonomi keluarga ini sangat jatuh terpuruk, tetapi pasangan
ini mampu melewati semuanya. Sampai akhirnya ekonomi mereka kembali normal.Rara
dan Nami tumbuh begitu cepat , tanpa disadari Rara akan memasuki sekolah
menengah pertama tahun ini yaitu tahun 2008. Kehidupan yang dari tahun ke tahun
begitu kritis, suami dari wanita ini ditawarkan bekerja untuk menjaga rumah
dari orang yang hidupnya termasuk kelas menengah. Tetapi pekerjaannya bukan
saja menjaga rumah, mereka juga harus menjaga pria yang saat itu keadaanya
begitu memprihatinkan. Laki-laki itu menerima tawaran mereka , kemudian membawa
keluarganya unutk pindah kesana. Tetapi anak tiri dari laki-laki itu lebih
memilih untuk tinggal dirumah neneknya. Namun biaya hidupnya tetap ditanggung
oleh ibunya yaitu istri dari pria tersebut.
Hari,
minggu, bulan dan tahun , akhirnya mereka lalui. Ditahun 2009 ini Nami akan
melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama. Satu semester sudah
terlalui Nami. Sore itu wanita ini berkata kepada suaminya “ bang , kog saya
merasa lemah, lelah sekali akhir-akhir ini “. Suaminya menjawab “ ya dari
kemaren abang perhatiin kog wajah kamu pucat”. “ ayo sekarang kita kerumah
sakit “.
Wanita
ini lalu diantarkan oleh suaminya
kerumah sakit umum . setelah wanita ini diperiksa oleh dokter , tak lama kemudian
hasil labnya keluar. Wanita ini dipanggil oleh dokter, kemudian suaminya juga
ikut . ketika diruangan dokter wanita ini bertanya kepada dokter “ apa yang
terjadi dengan saya dok ???”. dokter menjawab “ ada sebuah benjolan di payudara
anda , sepertinya ini gejala penyakit “kanker payudara”. Suaminya lalu berkata
“ lalu apa yang dapat kita lakukan dok?? . dokter berkata “ kita dapat melakukan kemotrapi atau jalan satu-satunya
operasi “. “ tapi ini baru tonjolan kecil, ini masih bisa kita atasi dengan
meminum obat pencegah kanker”.
Sebulan
telah berlalu keadaan wanita ini begitu memprihatinkan . Rara dan Nami berkata
kepada ibunya “ Ibuk harus kuat , demi keluarga kita buk “. Wanita ini begitu
kurus karena udah mulai nggak ada nafsu makan . Rara, Nami dan kakak laki-laki
mereka setiap hari hanya menangis melihat kondisi ibunya . ketika orang tua
dari wanita ini datang untuk melihat wanita ini , ia berkata kepada menantunya
dengan meneteskan air mata “ lihatlah semakin hari kondisinya semakin buruk,
kita bawa saja kerumah sakit, setidaknya dirumah sakit dia mendapatkan asupan
makanan dari cairan infus”.
Keesokan
harinya wanita ini dibawa kerumah sakit, keadaanya sedikit membaik, tetapi
tonjolan pada payudaranya semakin besar. Dan mulai mengeluarkan darah , hingga
membuatnya kehilangan banyak darah . pada saat itu Rara dan Nami berkata kepada
ibunya “sambil meneteska air mata , ibuk harus kuat , ibuk harus bisa melewati
semua ini, ibuk harus sembuh”.
Tepatnya
malam jumat pukul 10 malam , beliau telah dipanggil untuk menghadap sang maha
kuasa untuk kembali ke kampung halamanya. Diumur yang masih belia dan sangat
membutuhkan kasih sayang seorang ibu ketiga anak wanita ini harus bertahan
hidup tanpa adanya sosok seorang ibu.
4
tahun sudah wanita ini meninggalkan buah
hatinya , kini Rara akan menempuh pendidikan perguruan tinggi . Pada saat itu
sang ayah berkata kepada Rara “ nak , kamu tahu kan kehidupan kita seperti apa
, ayah nggak punya biaya untuk menguliahin kamu”. Lalu Rara menjawab “ ya nggak
apa-apa yah, kalo Rara nggak dapat beasiswa , Rara nggak akan kuliah .
Sebulan
kemudian keluar pengumuman kalau Rara lulus dan mendapat beasiswa. Namun Rara
dan Nami sepertinya tidak bisa tinggal serumah lagi dengan ayahnya, karena
pemilik rumah akan datang dan merekalah yang akan mengurus rumah mereka
sendiri. Sepertinya Rara dan nami harus tinggal dirumah nenek atau ibu dari ibu
mereka. Ketika mereka tinggal disana benyak sekali masalah yang menimpa mereka
. karena saudara-saudara mereka mengira kalau kehadiran mereka hanya ingin merampas harta pusaka. Suatu hari
Nami berkata kepada Rara , “ kog nasib kita begini ya kak”. kemudian Rara
berkata kepada Nami “ dek kita harus bisa bertahan disini , tidak mungkin kita
tinggal bersama ayah, karena ayah saja tinggal dirumah sawah, kita masih
bersyukur dek ayah mau mengurus kita dan dia nggak memilih unutk mencari istri
lagi”.
Akhirnya
ditahun 2015 Nami telah selesai menamatkan sekolah menengah atasnya. Dan dia
juga mendapat beasiswa untuk melanjutkan keperguruan tinggi. Lalu Nami berkata
kakaknya Rara “ akhirnya Nami bisa juga keluar dari rumah itu, meskipun tidak
sepenuhnya masalah ini bisa selesai begitu saja “.
Kemudian
Rara berkata kepada Nami “ada pepatah yang mengatakan MENDERITALAH KAMU
DITEMPAT YANG AMAN DAN BERTAHANLAH KAMU DITEMPAT YANG TAK TERTAHANKAN.
Tag :
Lomba Menulis Cerpen
0 Comments for "BERTAHANLAH DITEMPAT YANG TAK TERTAHANKAN - MONA - Lomba Menulis Cerpen"