-->

Cerbung "Lorong Waktu" Bagian 2 - SF

Ketika semuanya berlalu, ku coba kuatkan perlangkahan kecil dengan kaki yang rasanya baru aku kenali. Aku mencoba untuk tetap berdiri sempurna dan berjalan seperti biasanya, agar aku tak merasa asing dengan semua perubahan baru yang tak ku kenal ini.

Ku iringi langkah kaki hanna menuju teman-temannya yang sepertinya sudah menanti kedatangan kami, walau aku tau kaki ini takkan bisa mengikuti hanna dengan cepat karena kaki yang aku gunakan adalah barang asing bagiku.

“Hai teman-teman, perkenalkan ini teman ku namanya aal, dia anak yang baik dan tentu nya selalu care sama semua teman-temannya” kata hanna memperkenalkan ku pada semua teman-temannya.

‘Hai al, salam kenal’ kata bagus,zela dan aris yang merupakan teman-teman hanna’. Mereka kelihatan baik dan senang dengan kehadiran ku.

‘Hai juga semua, senang bisa bertemu dengan kalian semua’ timpal ku.

‘Ayok ayok kita main sepeda  nya bareng-bareng lagi aja’ kata hanna berusa memecahkan suasana.

Ketika akan bermain sepeda, aku ditawari untuk mengendarai sepeda bagus. Ada rasa senang dihatiku, karna rasanya telah lama aku tak bermain sepeda ditaman, merasakan hangat nya angin yang berhembus ke sekujur tubuhku, dan itu membuat aku tampak lebih segar dan sehat dari biasanya.

Tapi sayang, ketika aku mulai mengendarai sepeda itu, kaki ku mulai tak ada rasa lagi, dia diam tanpa ada respon, aku panik dan mencoba untuk menahan semua sakit yang ada dikaki ku. ‘Oh tuhan, beginikah rasa sakit yang harus ku alami setiap kebahagian mulai datang kepadaku? Begitu sulitnya untuk ku mendapatkan semua kata yang namanya BAHAGIA. ‘

‘kamu kenapa al,  kok belum jalan?’ kamu gak bisa naik sepeda ya?  Ucap aris’

‘Gak,  bukan begitu.  Aku..  Aku…’

‘Yaudah al, kamu boncengan sama aku aja ya. ‘ Kata hanna mencoba menutupi kekhawatiran ku,  seakan-akan dia mengetahui semua yang aku rasakan


Bersambung... 
1 Comments for "Cerbung "Lorong Waktu" Bagian 2 - SF"

Enter your comment katanya, ya udah, comment-lah dikit. Masalah EYD ni Mas Bagus. Di awal paragraf, "ku coba", itu sepengetahuan aku tentang cara penulisan digabung menjadi "kucoba". Trus, penulisan nama tokoh, kok nggak diawali huruf kapital ya? Atau salah tulis mungkin? Hehe. Lagi nih, penulisan "-nya", "-nya" itu kalau dalam istilah linguistiknya kalau tidak salah tergolong prefiks, tidak bisa berdiri sendiri, dan selalu mengikuti kata dasar, sama seperti '-kan' dan '-an'. Jadi penulisan yang dalam cerpen 'sepeda nya' menjadi 'sepedanya'. Haha itu deh, kalau ocehan ini nggak berlaku, abaikan saja, hehe

Back To Top