Apakah itu
prinsip?
NURUL REGITA
CAHYANI
Hari itu tepat aku berusia 15 tahun di
tahun 2014, hari dimana aku baru mengenal seorang pria entah darimana aku
mengenalnya namun aku merasa sudah lama mengenalnya, saat pertama bertemu
dengannya aku merasa dia mengenalku dan akupun sebaliknya. Pertemanan kita
dimulai…
Tepat sebelum aku merasa nyaman
dengannya, tiba-tiba ia mengungkapkan semuanya, meluapkan semua perasaannya
tentangku, entah aku berpura-pura mengerti tujuannya atau aku terlalu naïf
untuk umurku. Intinya aku dan dia bisa bersama sekarang…namun waktu begitu
cepat sehingga bisa menjawab semua rasa keingintahuanku terhadapnya, waktu
menjawabnya sekarang ternyata ia seseorang yang berpura-pura naïf di depanku
dan busuk dibelakangku, ia merusak jalinan hubunganku dengan sahabatku, entah
kata “merusak” ini tepat ataukah tidak sama sekali namun aku yakin akan diriku
untuk tidak bisa memaafkannya hingga saat ini.
Kini hidupku telah berakhir bukan
berakhir karenanya namun aku merasa terbebani akibat hubungan singkat tersebut,
kini aku mulai memasuki kehidupan baruku di masa menengah atas, banyak orang
berkata bahwa ini masa yang sangat indah namun menurutku masa ini adalah masa
yang buruk. Tepat dimana orang yang kucintai meninggalkan dunia ini didepan
mataku, tiada kata yang bisa terlontar dari mulutku saat ia tak bisa
menggenggam tanganku lagi saat itu, tangan yang 20 menit lalu bergetar di atas
telapak tanganku kini menjadi dingin dan kaku, aku melihat perutnya tak
kembang-kempis lagi aku tahu dia sudah tiada tapi wajah yang kulihat saat itu
adalah wajah terindah dan sangat manis sepanjang aku hidup bersamanya, tangan
kaku itu hanya bisa aku genggam sekarang mulutku tak tahu kenapa tak bisa di
gerakknya, semua orang yang berada didekatku waktu itu tertidur, namun aku
berhasil menguatkan suaraku untuk menangis dan akhirnya mereka semua terbangun,
ya memang waktu yang buruk maupun situasi yang buruk dapat menimpa seseorang
tanpa permisi dan bertanya maupun menyapa sekali saja , semua orang pasti
pernah merasakan waktu yang buruk tersebut entah dari segi mana namu aku yakin
bukan hanya aku yang perlu rasa kasihan saat itu aku yakin banyak orang yang
merasakannya juga pada waktu itu, oleh sebab itu aku hanya bisa bangkit dan
berdoa agar seseorang yang sangat aku cintai itu dan yang telah mengurusku
selama aku hidup didunia ini bersamanya dapat tenang dengan melihatku melangkah
jauh kedepannya dan meninggalkan semua waktu buruk yang menghampiriku saat itu.
Kini masa menegah atas masih memiliki
kesan buruk dipikiranku saat ini, entah pikiran apa yang aku pertimbangkan
namun aku yakin semua orang pernah merasakan masa menengah atas yang sulit
entah dari segi manapun itu , namun masa ini adalah masa yang benar-benar bisa
membuat seseorang memutar kembali memori dikepalanya saat ia memikirkan masa
itu.
Hanya ada satu kata yang perlu kita
jadikan tambahan prinsip dikehidupan sekarang yakni “bangkit” karena kata ini
adalah kata yang sangat mudah untuk diucapkan namun sangat sulit tuk di
realisasikan kekehidupan, tetapi kata bangkit itulah yang membuat aku menjadi
anak yang bisa mengerti akan kemauan tuhannya saat itu, tuhan lebih
menyayanginya dibandingkan aku , ia sangat mencintainya sehingga ia
mengambilnya dari kehidupanku saat ini , keyakinan inilah yang membuatku
menjadi seorang wanita yang tidak lagi membenci masa-masa yang buruk karena itu
semua hadiah yang dikirimkannya untukku didunia ini walau itu hadiah yang buruk
dan tidak menyenangkan ataukah hadiah yang sangat indah dan membuat semua orang
iri padamu dan kehidupanmu saat ini jadi, manusia hanya bisa menerima dan
berusaha semampunya namun tuhanlah yang membuat keputusan akhirnya.
Maka dari itu berbuat baik dari sekarang
tidak ada ruginya daripada menyesalinya dihari esok.
Tag :
Lomba Menulis Cerpen
1 Comments for "Apakah itu prinsip? - NURUL REGITA CAHYANI - Lomba Menulis Cerpen"
gimana, bagus.