Tears are Falling
Karya: Suci Sukmawati
"Fel,
kamu mau gak jadi pacar aku?" Ujar Reza sambil memegang setangkai bunga
mawar merah.
Reza pun masih tetap dalam posisinya berlutut.
Ia tersenyum manis sambil mengangkat sebelah alisnya menunggu jawaban dari Felisha.
Felisha yang sedari tadi diam menahan rasa gugupnya membalas senyuman dari Reza
tak kalah manis. Ia pun mengambil bunga itu dan mengangguk. Saking gugupnya
membuat lidahnya kelu untuk berbicara.
Reza bangkit berdiri sambil tersenyum ke arah
Felisha membuat Felisha merona. Ia pun tertawa kecil sambil mencubit pipi
Felisha yang memerah karena malu.Reza pun menautkan lengannya dengan lengan
Felisha dan mengantarkannya menuju kelas.
"Ciee
yang baru taken. Wah selamat ya jangan lupa peje" ucap Carissa yang
dibalas senyuman oleh Felisha.
Bel berbunyi menandakan murid-murid sudah
boleh pulang. Felisha berjalan keluar dari kelasnya sambil menengok ke kiri dan
ke kanan mencari Reza. Tak lama kemudian Reza datang membuat jantung Felisha
berdegup kencang. Ia terus-terusan tersenyum sambil menatap Reza.
"Pulang
sekarang?" Tanya Reza yang dibalas anggukan dari Felisha.
Mereka pun berjalan menuju parkiran motor.
Sesampainya disana Reza segera menaiki motornya disusul oleh Felisha di
belakang sambil memegang bahu Reza sebagai tumpuan agar tidak terjatuh. Di rasa
Felisha sudah duduk cukup nyaman, Reza pun segera menggas motornya menuju rumah
Felisha.Tak sampai beberapa menit mereka pun sampai di depan rumah Felisha.
Segera Reza rem motornya dan Felisha pun turun.
"Makasih
ya Za" ujar Felisha sambil tersenyum manis.
"Ya
sama-sama. Aku pulang dulu ya" ucap Reza dan menggas motornya.
"Loh
kok tumben ayah udah pulang?" Gumam Felisha sambil membuka pagar.
BUGG PRANGGG
Terdengar bunyi benda yang dilempar ke dinding
dan gelas yang pecah. Felisha pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam
rumahnya. Namun langkahnya terhenti saat melihat kedua orang tuanya yang sedang
bertengkar.
"AKU
KERJA BUAT MENGHIDUPI ANAK KAMU! ANAK KAMU YANG NYUSAHIN ITU!" Teriak
ayahnya dengan wajah murka.
"ITU
ANAK KAMU JUGA! DAN YANG KAMU SEBUT BERMESRAAN DENGAN SEKRETARIS MU ITU KERJA
HAH?" Teriak ibunya.
"Sudahlah,
aku malas berdebat denganmu! Surat cerai kita akan keluar besok!" Ucap
ayahnya dan pergi meninggalkan ibunya.
Felisha pun bersembunyi di celah dinding dekat
pintu keluar. Tak terasa air mata menetes jatuh ke pipinya. Segera ia usap
dengan telapak tangan.Ayahnya yang sedang dilanda amarah langsung pergi begitu
saja menaiki mobil keluar rumah. Setelah ayahnya pergi jauh, ia memutuskan untuk
masuk ke dalam rumah.
"Mama
gak apa-apa?"Tanya nya sambil menghampiri ibunya.
"Oh
kamu udah pulang sayang? Mamabuatkan kamu makan ya" ujar ibunya sambil
berusaha berdiri.
"Gak
apa-apa Ma, aku belum lapar kok. Ya udah aku ke kamar dulu ya" ucap
Felisha dan pergi meninggalkan ibunya.
Mungkin saat ini yang ibunya butuhkan adalah
ketenangan. Sesampainya di kamar ia langsung merebahkan diri di kasur. Baru
saja Felishaakan memejamkan mata, dering ponsel membuatnya bangun kembali.
Wajahnya pun menjadi cerah saat melihat orang
yang meneleponnya. Yang meneleponnya adalah orang yang akan merilis novel yang
ia buat. Semenjak ibu dan ayahnya sering bertengkar, ia lebih suka mengurung
diri di kamar dan memunculkan hobi baru yaitu menulis.
"Ya
halo" ucapnya dengan nada bahagia.
"Halo,
ehm maafkan kami Felisha. Kami tidak bisa merilis novel yang anda buat. Mohon
maaf novel anda tidak bisa kami terima" ucap orang di seberang sana sambil
menutup telepon sepihak.
Kecewa, sedih, itu yang dirasakan Felisha saat
ini. Ia sudah berusaha dan merelakan waktunya untuk menulis. Perlahan senyumnya
memudar digantikan dengan tangisan. Ia menangis sejadi-jadinya di kamar.
Menangisi semua kegagalannya.
Satu bulan telah berlalu. Semenjak itulah ia
hidup hanya dengan ibunyadan Reza pun sudah mengetahui segala keluh kesahnya.
Ia menceritakan segala masalahnya kepada Carissa dan Reza. Saat ini ia bersama
Carissa tengah mencari Reza. Menurut teman sekelasnya, Reza berada di taman
belakang sekolah. Sesampainya disana ia melihat Reza sedang mengobrol dengan
temannya.
"Sampai
kapan kamu mau akhiri ini Za?" Tanya Dino, teman Reza.
"Gak
tau aku bingung. Aku gak tega bilang ke Felisha kalau aku nembak dia atas dasar
dare" ucap Reza yang membuat hati Felisha tertohok.
Jadi selama ini ia dipermainkan? Ia sudah
menduganya dari awal karena tak mungkin seorang most wanted tiba-tiba
menembaknya tanpa ada pendekatan terlebih dahulu. Ia pun segera menghampiri
Reza dan menampar pipi kanan Reza cukup keras.
"EMANGNYA
AKU APAAN HAH? AKU BUKAN BONEKA YANG BISA KAMU MAININ SESUKA HATI! AKU PUNYA
PERASAAN ZA. POKOKNYA MULAI SEKARANG KITA PUTUS! Makasih karena kamu udah
nambahin beban masalah di hidup aku" Ucap Felisha dan berlalu dari sana
dengan air mata yang membanjiri pipinya.
Ia terus berlari menuju rooftop sekolah karena
tempat itu yang paling sepi.Ia menangis sejadi-jadinya. Menangisi lelaki
brengsek seperti Reza. Mungkin ini yang ibunya rasakan saat disakiti oleh
ayahnya. Ia pun mulai berjalan ke ujung rooftop yang hanya dibatasi oleh
dinding. Melihat pemandangan ke bawah yang terlihat sepi.
"Aku
udah capek" gumamnya sambil menaiki dinding yang tidak terlalu tinggi
tersebut.
"FELISHA!"
Teriak Carissa membuat Felisha menghentikan aksinya.
Carissa
pun segera menghampiri Felisha dan memeluk sahabatnya itu.
"Aku
udah capek Sa, aku capek terus-terusan kayak gini. Kenapa aku selalu dapat
masalah? Kenapa Tuhan gak kasih kebahagiaan buat aku? Aku udah capek Sa, aku
mau mati aja!" Ucap Felisha dengan suara parau sambil berusaha melepaskan
pelukannya, namun Carissa malah mengeratkan pelukan mereka.
"Kamu
gak boleh putus asa Fel. Kamu harus pikirin nasib ibu kamu kalau gak ada kamu
nantinya. Dia pasti sedih, bukannya kamu mau bahagiain dia? Kamu harus buktiin
ke ayah kamu kalau kamu bisa sukses tanpa dia dan masalah novel, gak semua
orang sukses itu langsung berhasil. Mereka pasti gagal dulu dan mereka belajar
dari kegagalan. Sama seperti kamu yang harus belajar dari kegagalan dan
berusaha memperbaikinya dan kamu juga gak usah nangisin Reza. Cowok brengsek
kayak dia tuh gak pantes ditangisin. Hukum karma tuh masih berlaku dan biarkan
dia menyesal nantinya" ucap Carissa sambil mengusap punggung Felisha.
"Kamu
bener Sa. Aku gak boleh menyerah. Aku nya aja yang terlalu lemah dan tersulut
emosi" ujar Felisha sambil sesenggukan.
"Setiap
manusia tuh tak pernah luput dari kata masalah. Tinggal bagaimana cara kita
menyikapinyadengan penuh kesabaran danjangan lupa juga untuk selalu berdoa pada
Tuhan untuk dimudahkan dalam menjalani segala cobaan" ucap Carissa yang
diangguki oleh Felisha.
Felisha pun melepaskan pelukannya dan
tersenyum. Ia akan berusaha untuk menghadapi segala cobaan yang Tuhan berikan
kepadanya. Ia akan berusaha untuk belajar dari kegagalannya. Ia akan berusaha
bangkit dari keterpurukannya.
Lima bulan telah berlalu dan sekarang Felisha
mendapatkan hasil yang memuaskan. Ia berhasil merilis sebuah novel yang
menceritakan tentang kisah nyata nya. Semua ini tak luput dari segala usaha,
waktu, dan doa. Dan pada hari ini iaberkesempatan menjadi bintang tamu di
sebuah acara televisi.
"Mama
bangga sama kamu sayang" ujar ibunya saat Felisha sudah kembali ke
belakang panggung.
"Papa
juga sangat bangga sama kamu. Maafkan papa karena pernah membuat kamu sedih.
Maaf karena obsesi papa terhadap harta dan pertengkaran papa dengan mama menyebabkan
kamu menjadi korban broken home" ujar ayahnya dengan tatapan sendu.
"Aku
udah maafin papa kok. Lagipula aku sangat senang melihat kalian bisa bahagia
atas keberhasilan Felisha" ucap Felisha sambil memeluk kedua orangtuanya.
Sebuah deheman dari seseorang membuat mereka
melepaskan pelukannya. Felisha pun berbalik dan melihat Reza sedang tersenyum
sambil menatapnya. Kedua orang tuanya pun pergi meninggalkan mereka berdua.
"Selamat
ya Fel. Akhirnya kamu bisa berhasil" ujar Reza sambil memberikan sebucket
bunga yang langsung diterima Felisha.
"Aku
mau minta maaf atas semua kesalahan aku dulu. Aku menyesal Fel udah nyakitin
kamu. Dan saat aku tahu kamu pindah sekolah entah kenapa aku jadi kesepian. Aku
selalu cari informasi tentang kamu dan hasilnya nihil. Bahkan Carissa gak mau
kasih tahu keadaan kamu. Aku sadar kalau aku udah jatuh ke pesona kamu. Aku cinta
sama kamu Fel. Apa kamu masih mau kasih kesempatan buat aku?" Tanya Reza
sambil menatap Felisha dalam.
Tidak pernah sekalipun terbayang dalam pikiran
nya bahwa Reza akan kembali padanya. Jujur ia sangat bingung sekali untuk
menjawabnya. Ia pun menatap manik mata Reza untuk mencari kebohongan disana dan
hasilnya nihil. Hanya ketulusan yang ia lihat. Ia pun teringat akan kata-kata
Carissa "ikuti kata hatimu supaya kamu tidak menyesal"
"Iya
Za, aku kasih kamu kesempatan karena aku juga masih cinta sama kamu. Tapi kamu
harus janji jangan pernah nyakitin aku lagi" ucap Felisha sambil
tersenyum.
"Iya
aku janji Fel. Aku akan selalu buat kamu bahagia" ucap Reza yang langsung
memeluk Felisha erat.
"Terima
kasih Tuhan telah memberikanku kebahagiaan ini"
End
Tag :
Lomba Menulis Cerpen
0 Comments for "Tears are Falling - Suci Sukmawati - Lomba Menulis Cerpen"