Lahirlah
Wahai Anakku
Ketika kau berpikir di
atas dunia ini
Dimana harapan
beterbangan secara acak
Di sudut-sudut rumah
gadis kecil yang menunggu hujan
Sinar matahari tak akan
menusuk kulitnya halusnya
Karena ia bukan
permaisuri-permaisuri di dalam dongeng
Diceritakan ia senang
Ditinggalkan ia merajuk
Lahirlah wahai anakku
Lihatlah dunia yang
akan kau tempati
Kubangun bekas
rintik-rintik hujan
Mengeluarkan
suara-suara yang akan memekakkan telingamu
Darinya akan muncul
kegelisahan dan rasa kecut
Membuatmu takut untuk
menetap di hatiku, Ibumu
Karena, jika kau
terlalu berani
Mungkin kau akan
menjadi singa betina
Atau macan jantan
barangkali
Anakku, kau akan
baik-baik saja hidup disini
Setengah hidupku hanya
kuabdikan untukmu
Mengkhawatirkanmu dalam
gelak dan tawa
Waktunya untuk belajar
cara hidup
Semuanya indah, bukan?
Anakku
Lututmu mungkin tak
akan sanggup menahan hura-hura
Karena kau akan lahir
di dunia yang kadaluarsa
Hikmah yang dulunya
ditanam
Sudah mengawang dan
menghilang
Mungkin kau akan sulit
untuk terbang
Meskipun kau seekor
rajawali lengkap dengan bulu sua
Tapi, kau lebih baik
menjadi gadis kecilku
Menemaniku kala aku
sedang ringkih
Dengan uban-uban ini
Cepatlah lahir wahai
anakku
Aku tidak bisa
bersembunyi
Dari burung biru yang
tengah bernyanyi
Semangatlah dan datang
ke rumah dengan riang
Sehatmu membuatku
tenang
Bangunlah dan artikan
kasih sayangku ini
Wahai anakku!
Bagus Yulianto
Padang,
26 Maret 2016, 19.02 WIB
Sumber Gambar
0 Comments for "Dan Kau Menunggunya! Puisi Ibu - Lahirlah Wahai Anakku"